Yatim Penjual kue demi bisa kuliah itu bernama Iza. Setiap hari ia membantu ibunya untuk berjualan kue setelah pulang sekolah. Di tinggal wafat oleh sang ayah dari kecil saat Iza usia 6 bulan dalam kandungan, ayah meninggal karena terkena penyakit Hepatitis B.
Iza terpaksa harus lebih kuat dalam menghadapi kehidupan. Iza merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara.
Iza adalah seorang yatim yang menjadi salah satu penerima manfaat Program Beasiswa Youth Ekselensia Scholarship wilayah Palembang.
Sejak Ayahnya meninggal, Sang Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga dan kedua kakaknya, berjualan kue dan menjaga toko percetakan demi menghidupi 3 anaknya yang masih kecil dan masih sekolah. Bahkan Ibu Iza sering menangis, ia selalu berdoa agar anak-anaknya dapat hidup dengan lebih layak dan bersekolah dengan baik. Hidup tanpa kasih sayang dari seorang ayah membuat Iza berusaha menjadi tangguh dan dewasa.
Namun setegar apapun Iza, ia tetaplah seorang anak yang membutuhkan sosok Ayah dalam hidupnya, melihat teman sekitarnya yang di liputi kasih sayang penuh dari kedua orangtua terkadang membuatnya sedih. Sayang kedua kakak Iza terpaksa harus putus sekolah karena kondisi ekonomi keluarganya yang tidak mencukupi, bahkan untuk biaya kesehariannya saja masih kurang, ia terpaksa harus membantu ibunya berjualan.
Iza merupakan anak yang tekun dalam belakar dan sangat aktif dalam kegiatan sekolah maupun diluar sekolah. Setiap pulang sekolah Iza selalu membuat to do list apa apa yang akan dilakukan keesokan harinya dan itu berlanjut setiap harinya. Iza juga memiliki hafalan Qur’an Sebanyak 5 juz.
Walaupun menjadi seorang yatim, iza memiliki cita-cita yang sangat tinggi dan mulia, iza memiliki semangat untuk bisa lolos menjadi mahasiswa di kampus idaman hingga dapat mengangkat martabat keluarganya kelak. Iza bermimpi bisa kuliah di Universitas Sriwijaya, ia ingin mengambil jurusan psikologi.
Sahabat, program YES adalah beasiswa untuk yatim, dhuafa dan mualaf tingkat SMA, dengan harapan bisa membantu mereka meraih cita-cita melanjutkan pendidikan. Tak hanya pendampingan akademik, penerima manfaat juga diberikan bimbingan agama dan penguatan nilai-nilai agar terbentuk karakter yang berakhlak mulia dan memiliki jiwa kepemimpinan.